Jumat, 12 November 2010

Maaf

Ketika malam menjelang, adzan maghrib pun berkumandang bersahut-sahutan memanggil tuk segera menghadap yang kuasa. Ku tenggelamkan diriku lebih dalam pada selimut yang masih membalut tubuhku, Suara indah yang dilantunkan dari masjid-masjid pun tak dapat menggerakkanku tuk segera berwudhu. Suara itu seperti mengusikku, menarikku dalam bayangan kehidupan kelak.
 "Nak, ayo cepat bangun, ambilair wudhu kemudian sholat" kata suara lembut itu .
"ukkhh...ntaran aja! ngantuk nih!" teriakku padanya
Tak kudengar lagi suaranya menjawab... aku mencoba mengintip dari balik selimut dan tak melihat siapapun disana.
         
Aku mempercepat langkah, nafas yang saling memburu membuat jantungku bertdetak tak karuan. Hari ini adalah hari pengambilan rapot. Dan aku bangun kesiangan. Akhirnya bayangan sekolahku terlihat juga. Aku masuk ke Auditorium dan duduk di bangku paling belakang.
"Rini Wulandari, Annisa Mulia, Athin maulidya, Intan Permata.." Satu persatu nama di sebutkan...

Jantungku berdetak tak karuan... Aku yakin hari ini aku akan kembali mendapatkan Juara Umum.
Saat aku menolehkan wajah kebelakang, terlihat seorang wanita tua memandang diriku.Dan ia mendekatiku.
"Nak, kenapa kau tak bilang pada ibu..kalau hari ini, hari pengambilan rapot?" wanita itu bertanya
"Ihhh........apa"an sih? ngapain ibu kesini? dirumah saja sana!'' aku menatap kasar padanya. Sesungguhnya aku tak ingin ia ada disini. Aku malu! Penampilan ibuku sangat kampungan untukku. Dan dia hanya seorang pembantu dirumah salah seorang temanku. Aku sangat malu! untuk apa ia ada disini? teriakku dalam hati.
"Aprilia Irawan" Akhirnya namaku di sebutkan juga... aku mendorong ibu untuk pergi. Dan kuayunkan kakiku dengan tergesa-gesa menuju podium.
"Selamat nak! kali ini kamu kembali mendapatkan juara umum...dan beasiswa dari sekolah" tepuk tangan menggema memenuhi ruangan auditorium.
Sekilas aku melihat wajah wanita tua itu tersenyum dan menangis. Kemudian ia beranjak pergi.

"Ngapain tadi ibu ke Sekolah?" tanyaku
"Mengapa kamu selama ini tidak pernah memeberitahu ibu bila ada pertemuan wali murid seperti tadi  nak?" tanyanya padaku
"Darimana ibu tau hari ini hari pengambilan rapot hah?"
"Ibu menemukan surat undangan di dalam tasmu..."jawabnya sambil terisak

Aku berlari menembus derasnya hujan. Aku tak ingin ada dirumah lagi! aku benci ibu!
Kisah lamaku kembali hadir dalam benakku...
"Sudah sholat nak? ngaji?" tanya suara itu
"Sudah pak" jawabku
"Untuk apa sih kamu sekolah? hanya membuang-buang uang saja! lebih baik untuk makan saja" ucap ibu
"Bu! aku ingin sekolah! aku ingin seperti teman-teman yang lain!" teriakku
"Tidak usah! Kamu sekolah lama-lama hanya akan membuang uang! akhirnya pun hanya akan menjadi pemulung seperti ayahmu!" jawabnya
Aku berlari ke kamar dan kembali menangis terisak-isak.
"Tidak apa-apa nak, tidak usah mndengar ibumu" ucap ayah sambil mengelus kepalaku
" Pak! kerja sana! ngapain dirumah aja? kita butuh uang!" teriak suara ibu
"Tapi ini sudah malah bu, besok saja" jawab ayah
"Tidak usah pake tapi-tapian! mau makan apa kita besok?"
"Iya iya!"
Aku kasihan pada ayah... Ibu terlalu kejam! Sudah malam begini masih saja menyuruh ayah pergi.

"Bu! Rin! bapak..bapak!" seseorang menggedor-gedor pintu berteriak
"Ada apa to? malam-malam begini?" Ibu membuka pintu
"Bapak ...tertabrak mobil! dia meninggal 5 menit yang lalu" teriak Pak Budi
Aku berlari menuju pintu
"Apa? bapak kenapa? bapak kenapa?" aku mulai menangis histeris sambil menarik narik baju Pak Budi

Akhirnya ayahku di makamkan juga...

Setelah kejadian 3 tahun yang lalu itu...aku menyalahkan Ibu atas kepergian ayah. Dan aku mulai membenci Ibu. Aku bertekad kuat untuk terus bersekolah tanpa bantuan uang sepeserpun dari Ibu.
Dan akhirnya..aku selalu mendapat juara umum dan beasiswa....
Ibu mulai menyadari kesalahannya... ia berubah...
tapi aku tetap tak akan memaafkannya!
Aku yang dulu begitu rajin sholat dan mengaji kini berubah..karena obsesi sekolah, aku menghabiskan waktuku siang malam hanya untuk belajar.

Di suatu siang...
''Nak, tolong pijat kepala Ibu..Ibu tidak enak badan" ucapnya
"gak aha...punya tangan kan? di pake dunk!"jawabku ketus
Akhirnya aku masuk dalam alam mimpi..disana aku bertemu sosok yang tidak asing lagi. Ayah!
"maafkan ibumu nak"
"Tidak! Aya pergi karena dia!"
Aku melihat bayangan ibu sedang terkulai tak berdaya diatas tempat tidur
disampingnya terlihat sosok berjubah gelap yang mencoba menarik sesuatu dari kepala Ibu..Ibu terlihat kritis, wajahnya pucat, sepertinya nyawanya akan di cabut oleh sosok itu.
Aku terbangun dari tidur.
Aku berlari melihat ibu, dan memang benar. Ibu sekarat! Wajahnya pucat....
"Ibu!Ibu jangan tinggalkan aku!" teriakku
"maafkan ibu nak"
"iya! aku memafkan ibu! aku tak ingin lagi kehilangan orang yang kucintai! Maafkan aku Bu! aku selama ini terlalu durhaka Bu"
"ya ALLah...berikan ibu kesempatan untuk hidup lebih lama lagi..aku ingin membalas kesalahanku selama ini. Aku menyesal!"

Setelah kejadian itu....
Aku mulai kembali pada pribadiku yang dulu...aku lebih mendekatkan diri pada-Nya..aku mencoba untuk mengenakan jilbab. Dan 4 tahun kemudian Ibu meninggal dalam balutan senyuman menghiasi wajahnya :)

0 komentar: