Senin, 15 November 2010

Rela Berbagi, Ikhlas Memberi

Malam ini mataku masih saja sulit tuk dipejamkan. Karena ketika aku mencoba memejamkan mata, bayangan mereka kembali mengusikku. Apakah aku masih bisa tidur nyenyak dalam keadaan seperti ini? Padahal mereka sedang terlunta-lunta tuk mencari tempat layak tuk beristirahat walaupun hanya beralas sebuah kardus.

Aku tak sabar untuk besok, hari yang telah ku nantikan selama satu pekan terakhir. Hari" yang telah ku isi dengan perjuangan tulus bersama teman-teman. Saudaraku.... hanya ini yang dapat kami berikan untukmu.. tapi doa kan selalu kami panjatkan.

Matahari bersinar begitu cerah, mengisi setiap sudut gelap tuk berbagi sinarnya... kehangatannya membuatku terbangun dari tidur. Dengan mata berbinar", aku bersiap tuk melaksanakan tugas hari itu..sebuah tugas mulia yang selalu kuimpikan :) sejak lama.

Satu jam aku telah menunggu..akhirnya teman-teman berkumpul. Ada rasa sedih yang menyusup, karena tidak semua bisa bergabung hari ini. Ada berberapa alasan yang membuat mereka tidak bisa pergi. Padahal, bersama mereka semua perjuangan selama seminggu tuk mengamen bisa mendapat hasil yang sangat memuaskan...Tapi tidak apa-apa teman.. kami akan membawa perjuangan kalian bersama kami.

Akhirnya...kami berbagi tugas. Berberapa orang berbelanja di Pasar Kranggan tuk membeli bumbu-bumbu masakan dan sebagian lagi membeli keperluan lainnya di Indo Grosir...Sebenarnya hanya butuh waktu singkat tuk mengerjakan itu semua, karena kami dipermudah. Yuni, membawa mobilnya...begitu baik dia :) dan Nawang (teman agnar) juga membawa mobil..sebenarnya kami belum mengenal dia..tapi kami percaya jiwa sosialnya begitu besar...terima kasih Yuni dan Nawang :).

Jam 12.30 kami berangkat menuju tempat pengungsian, daerah Tempel Sleman Yogyakarta. Sebenarnya kami memang mengulur waktu karena menunggu Flera. Flera sebenarnya sedang ada di Klaten, tetapi karena keinginan dia yang sangat kuat tuk ikut terjun langsung... saat itu juga dia bela-belain balik ke Jogja...Kami kan setia menunggu kehadiran kamu Fler:)

Untuk transportasi. Kami menggunakan 2 mobil dan berberapa motor... layaknya kelompok elite (haha). Agnar dan Ogan masing-masing membawa satu bendera kebanggan Indonesia..Bendera Merah Putih. Dengan bangga, mereka mengangkat tinggi bendera itu dan memimpin barisan motor selama perjalanan..jujur..ada rasa bangga yang menyusup :) kami, walaupun hanya kelompok anak SMA, juga bisa membuktikan bahwa kami peduli, peduli dengan mereka :)

Akhirnya sampai juga....
huufftt...capek sih sebenarnya...tapi ketika wajah-wajah polos anak-anak pengungsian menyambut kami dengan senyum mereka... rasa lelah bisa terbalas juga. Kami dengan cepat memarkir motor dan mobil. Mengangkutbersama barang-barang yang akan di disumbangan, mau cewek ataupun cowok semua membawa satu kardus, semua sama kok! (haha) asal buat yang cewek jangan yang berat-berat ya...:)

Anak-anak kecil mengerubungi kami, tapi ada seorang anak yang mengambil perhatian lebih dari kami. Dengan senyum dan keramahannya..dia menyalami kami satu persatu... layaknya seorang artis. Berberapa dari kami mulai mengabadikan foto bersama anak itu.... Mereka, aku yakin...anak-anak sepolos itu sudah mengerti apa yang sedang terjadi pada mereka...merapi merenggut rumah dan keluarga yang di cintai. Tapi senyum mereka tak pernah pudar..selalu terumabar dengan manisnya...

Riska. Menjadi pemandu (haha) kata anak-anak..dia sudah pantas jadi ibu :P. Memberi aba-aba agar anak-anak itu membuat barisan panjang....
"Ayo adek-adek! yang mau dapat wafer dan permen buat barisan yang rapi ya!" teriaknya.
Anak-anak itu begitu pintar...tanpa perlu di atur mereka dengan sigap membuat barisan panjang...
Dan kami..membagi-bagikan wafer dan permen. Walau hanya satu wafer per-orang.... mereka terlihat tetap beryukur :) ya Allah..aku ingin menangis rasanya pada saat itu. Selama ini aku kadangkala kurang bersyukur atas apa yang telah kau beri, selalu meminta lebih dan lebih. Apa yang kami berikan belum seberapa... hanya ini dek yang kami bisa lakukan...jeritku dalam hati.

Kami mencoba berteduh di tempat pengungsian... aku, rizka, dan Chandra mengambil moment ini tuk mewawancarai salah satu pengungsi. Seorang Ibu bersama suami dan 2 anaknya. Katanya, sudah 10 hari ia dan keluarga mengungsi. Tak ada sepeser uang pun yang ia miliki, mata pencariannya pun sudah musnah takmembekas. Ia bilang, rumahnya 15 km dari merapi...begitu dekat. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi rumahnya saat ini. Dan apa yang akan mereka lakukan setelah kembali ke rumah? Ibu itu berharap pemerintah mau memberikan peluang pekerjaan tuk korban merapi. Amin... semoga pemerintah bisa melaksanakan tugasnnya dengan baik. Mensejahterakan rakyat :)

Hujan pun turun...sepertinya langit mengerti apa yang sedang aku rasakan, hatiku menjadi mendung kala itu.

Ketika hujan reda..kami bersiap pulang.. dan aku menengok kebelakang, mencoba melihat mereka..tuk terakhir kalinya.



Jogja, 15 Nov 2010

0 komentar: